Gadis 12 Tahun Ini Nekat Bunuh Diri demi Selesaikan Sebuah Tantangan


Blue Whale Challenge adalah sebuah tantangan dunia maya yang menargetkan para remaja yang mudah dipengaruhi.
Para remaja itu disuruh menyelesaikan sejumlah 50 tugas berbahaya, di antaranya menyakiti diri sendiri dan menonton film horor tengah malam.
Setelah menyelesaikan tugas-tugas tersebut, para remaja kemudian diberi tantangan terakhir, yakni untuk bunuh diri.
Jika mereka tak melakukan hal tersebut, maka keluarga dan orang-orang terdekatnya akan disakiti.
Tantangan tersebut pertama kali viral di Rusia pada 2013, dan menyebar sampai ke penjuru Eropa pada 2017 lalu.
Setelah sebelumnya dua kakak beradik asal Rusia Maria Vinogradova (12), dan kakaknya Maria Svetozarova (15) meninggal dalam keadaan membeku di dekat apartemennya di Izhevsk, Rusia, kini korban Blue Whale Challenge bertambah satu orang.
Dilansir mirror.co.uk, Anastasia Kysluk (12) remaja perempuan asal Ukraina ditemukan gantung diri di gudang rumahnya di Desa Rudka, Ukraina.
Sebelumnya, Anastasia dikabarkan mencari informasi secara online tentang metode bunuh diri.
Polisi setempat mengklaim, Anastasia adalah satu dari ratusan korban yang tewas akibat menyelesaikan tantangan Blue Whale Challenge.
"Satu jam sebelum memutuskan untuk bunuh diri, gadis tersebut (Anastasia Kysluk) menonton video bunuh diri dengan cara menggantung.
Beberapa waktu yang lalu, ia juga dikabarkan tertarik tentang bagaimana cara untuk membuat jerat," ucap juru bicara kepolisian setempat, Inna Glega.
Jasad Anastasia kabarnya ditemukan oleh kakek dan neneknya yang merawatnya, ketika ibunya bekerja di Polandia.
Satu guru di sekolah Anastasia, Olena Rozhytska mengatakan bahwa Anastasia adalah anak yang cerdas dan ceria.
Ia fasih berbicara dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Inggris, Jerman, dan Polandia.
"Dia (Anastasia) adalah anak yang ceria dan cerdas, selalu mempunyai energi positif, dan selalu tersenyum kepada siapa saja.
Dia memiliki banyak teman.
Ibunya berencana membawanya bersekolah di Polandia, namun sayang, kini impian tersebut harus berakhir tragis.
Satu guru di sekolah Anastasia, Olena Rozhytska mengatakan bahwa Anastasia adalah anak yang cerdas dan ceria.
Ia fasih berbicara dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Inggris, Jerman, dan Polandia.
"Dia (Anastasia) adalah anak yang ceria dan cerdas, selalu mempunyai energi positif, dan selalu tersenyum kepada siapa saja.
Dia memiliki banyak teman.
Ibunya berencana membawanya bersekolah di Polandia, namun sayang, kini impian tersebut harus berakhir tragis.
Satu guru di sekolah Anastasia, Olena Rozhytska mengatakan bahwa Anastasia adalah anak yang cerdas dan ceria.
Ia fasih berbicara dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Inggris, Jerman, dan Polandia.
"Dia (Anastasia) adalah anak yang ceria dan cerdas, selalu mempunyai energi positif, dan selalu tersenyum kepada siapa saja.
Dia memiliki banyak teman.
Ibunya berencana membawanya bersekolah di Polandia, namun sayang, kini impian tersebut harus berakhir tragis.
Satu guru di sekolah Anastasia, Olena Rozhytska mengatakan bahwa Anastasia adalah anak yang cerdas dan ceria.
Ia fasih berbicara dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Inggris, Jerman, dan Polandia.
"Dia (Anastasia) adalah anak yang ceria dan cerdas, selalu mempunyai energi positif, dan selalu tersenyum kepada siapa saja.
Dia memiliki banyak teman.
Ibunya berencana membawanya bersekolah di Polandia, namun sayang, kini impian tersebut harus berakhir tragis.
Hal ini sungguh menjadi pukulan bagi kami," ungkap guru tersebut.
Empat bulan yang lalu, Kepala Anti Kejahatan Siber Rusia, Mayor-Jenderal Alexey Moshkov, mengatakan bahwa 1.339 grup bunuh diri online telah berhasil diungkap selama tahun 2017.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa 230 kasus telah disidangkan serta 19 admin grup tersebut sudah ditahan oleh pihak berwenang.
Meskipun begitu, polisi masih terus melakukan investigasi mendalam.

Loading...
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==